Hari ini merupakan jadwal acara perpisahan di tk si adek, dia terlihat bahagia sekali. Pagi-pagi dia semangat sekali tuk pergi ke acara tersebut. Bangun tidur dia langsung mandi, tanpa perlu bunda sering-sering mengingatkan untuk cepat mandinya.
Setelah mandi langsung ganti pakaian dan berangkat. Bahagia sekali melihat keceriaannya. Ayah bunda dan abangpun ikut menghadirinya.
Sesampainya di tempat acara kebetulan acara belum dimulai. Adek bisa bermain dulu dengan teman-teman sambil berjalan dan berlarian ke panggung. Disana adek melihat banyak piala, dan dia yakin akan dapat piala itu.
Dalam acara tersebut adek menampilkan hapalan surat annaba' saling menyambung ayat berdua dengan temannya. Disamping itu adek juga tampil menari lagu menanam jagung.
Terlihat sekali keceriaan dan kebahagiaannya.
Dan sampailah pada acara penyerahan piala dan sertifikat kepada anak yang wisuda iqro'. Sebelumnya bunda sudah tanya sama adek, "adek wisuda iqro'? Dia menggeleng. Bunda Tanya kenapa tapi dia tak mau jawab dan pergi meninggalkan bunda.
Hal yang sangat kontras bunda lihat di raut wajahnya. Adek yang sebelumnya duduk di bangku peserta didik, pindah duduk ke dekat bunda dengan wajah murung.
Bunda sangat paham apa yang dirasakan adek. Maafkan bunda nak...
Kekecewaanmu adalah karena kegagalan bunda.
Harusnya nama adek termasuk dalam daftar yang dipanggil ustadzah sebagai salah satu yang akan diwisuda iqro'.
Maafkan bunda Yang belum maksimal dalam membimbingmu nak.
Maafkan bunda Yang masih belum menemukan cara kreatif membuatmu mencintai belajar iqro'.
Kesedihan dan kekecewaanmu adalah tamparan bagi bunda tuk lebih maksimal lagi dalam mendampingimu belajar. Tidak hanya buat adek, tapi juga abang dan kakak.
Saat adek sedih dan murung bunda mencoba menghibur adek dengan mengatakan, "tidak apa-apa adek tidak wisuda hari ini, kalau adek rajin, pasti bisa untuk wisuda. Kalau adek bisa menamatkan iqro'nya sebelum puasa bunda akan berikan piala untuk adek. Bisa dek? Adekpun mengangguk, dan kami tos.
Ternyata janji bunda belum bisa mengembalikan keceriaannya. Bunda pun mencoba menghibur adek, meski batin bunda sebenarnya menangis.
Akhirnya sampailah pada acara yang ditunggu-tunggu, yaitu menyerahan plakat dan pengalungan medali sebagai kenang-kenangan kepada semua anak. Dan nama adek pun dipanggil.
Acarapun dilanjutkan dengan foto bersama. Adekpun mulai tersenyum dan ceria kembali.
Meski adek sudah melupakan kesedihannya, namun dihati bunda masih menangis dan menyesal. Andai sebelumnya bunda lebih maksimal dalam mendampingi adek belajar, andai bunda tak membiarkan rasa malas adek dalam belajar, andai bunda sedikit lebih kreatif... Pasti adek Akan diwisuda hari ini dan akan mendapatkan piala seperti yang sering dia ungkapkan, saat ikut lomba, baik lomba MHQ maupun lomba mewarnai.
Maafkan bunda nak... Terimakasih telah menyadarkan bunda, terima kasih telah mengingatkan kelalaian bunda. Bunda janji nak... InsyaAllah akan lebih memperhatikan dan lebih maksimal lagi dalam mendampingi dan membersamaimu. Bunda akan membuatmu berkata, don't teach me, I love to learn...
Pasadena, 5 mei 2018
#Odop99days
#ceritathoriq
#janjibunda
#minggu18
Setelah mandi langsung ganti pakaian dan berangkat. Bahagia sekali melihat keceriaannya. Ayah bunda dan abangpun ikut menghadirinya.
Sesampainya di tempat acara kebetulan acara belum dimulai. Adek bisa bermain dulu dengan teman-teman sambil berjalan dan berlarian ke panggung. Disana adek melihat banyak piala, dan dia yakin akan dapat piala itu.
Dalam acara tersebut adek menampilkan hapalan surat annaba' saling menyambung ayat berdua dengan temannya. Disamping itu adek juga tampil menari lagu menanam jagung.
Terlihat sekali keceriaan dan kebahagiaannya.
Dan sampailah pada acara penyerahan piala dan sertifikat kepada anak yang wisuda iqro'. Sebelumnya bunda sudah tanya sama adek, "adek wisuda iqro'? Dia menggeleng. Bunda Tanya kenapa tapi dia tak mau jawab dan pergi meninggalkan bunda.
Hal yang sangat kontras bunda lihat di raut wajahnya. Adek yang sebelumnya duduk di bangku peserta didik, pindah duduk ke dekat bunda dengan wajah murung.
Bunda sangat paham apa yang dirasakan adek. Maafkan bunda nak...
Kekecewaanmu adalah karena kegagalan bunda.
Harusnya nama adek termasuk dalam daftar yang dipanggil ustadzah sebagai salah satu yang akan diwisuda iqro'.
Maafkan bunda Yang belum maksimal dalam membimbingmu nak.
Maafkan bunda Yang masih belum menemukan cara kreatif membuatmu mencintai belajar iqro'.
Kesedihan dan kekecewaanmu adalah tamparan bagi bunda tuk lebih maksimal lagi dalam mendampingimu belajar. Tidak hanya buat adek, tapi juga abang dan kakak.
Saat adek sedih dan murung bunda mencoba menghibur adek dengan mengatakan, "tidak apa-apa adek tidak wisuda hari ini, kalau adek rajin, pasti bisa untuk wisuda. Kalau adek bisa menamatkan iqro'nya sebelum puasa bunda akan berikan piala untuk adek. Bisa dek? Adekpun mengangguk, dan kami tos.
Ternyata janji bunda belum bisa mengembalikan keceriaannya. Bunda pun mencoba menghibur adek, meski batin bunda sebenarnya menangis.
Akhirnya sampailah pada acara yang ditunggu-tunggu, yaitu menyerahan plakat dan pengalungan medali sebagai kenang-kenangan kepada semua anak. Dan nama adek pun dipanggil.
Acarapun dilanjutkan dengan foto bersama. Adekpun mulai tersenyum dan ceria kembali.
Meski adek sudah melupakan kesedihannya, namun dihati bunda masih menangis dan menyesal. Andai sebelumnya bunda lebih maksimal dalam mendampingi adek belajar, andai bunda tak membiarkan rasa malas adek dalam belajar, andai bunda sedikit lebih kreatif... Pasti adek Akan diwisuda hari ini dan akan mendapatkan piala seperti yang sering dia ungkapkan, saat ikut lomba, baik lomba MHQ maupun lomba mewarnai.
Maafkan bunda nak... Terimakasih telah menyadarkan bunda, terima kasih telah mengingatkan kelalaian bunda. Bunda janji nak... InsyaAllah akan lebih memperhatikan dan lebih maksimal lagi dalam mendampingi dan membersamaimu. Bunda akan membuatmu berkata, don't teach me, I love to learn...
Pasadena, 5 mei 2018
#Odop99days
#ceritathoriq
#janjibunda
#minggu18