Jumat, 27 April 2018

Kisahku di balik ruang operasi mata


Hari yang cukup menegangkan itu akhirnya datang juga. Selasa 24 april 2018 saat operasi mata ku tuk mengangkat lemak pada mata. Kata dokter ini hanya operasi ringan, meski  operasi ringan, tapi bikin ku bergidik juga. Karena berhubungan dengan organ vital...bagaimana kalau operasinya gagal dan aku tak bisa melihat lagi dan segala fikiran buruk pun menghampiri...

Kucoba pasrahkan semua pada Allah, Bismillah ya Allah mudahkan dan lancarkanlah operasinya dan mataku segera pulih kembali. Kabulkanlah ya Allah Yang Maha Menyembuhkan..

Setelah menunggu kurang lebih satu jam akhirnya namaku dipanggil juga ke ruang operasi. Kulihat jam menunjukkan pukul 10 kurang 10. Sesampai disana aku disuruh ganti pakaian dengan pakaian operasi yang sudah disediakan.  Kemudian tensi darahku di cek, alhamdulillah normal. Dan perawatnya mulai memberikan suntikan anestesi  di bola mataku sebelah kiri yang akan di operasi. Duh..suntikan di paha atau di lengan saja rasanya cukup lumayan...lha ini di mata... ya Allah..dinikmati saja...

Setelah itu aku di suruh tidur  di tempat operasi dengan alat penerangan di atas kepalaku, dan kedua tanganku diikat ke tempat tidur, seluruh tubuhku ditutup dan hanya mata sebelah kiri yang terbuka. Kelopak mataku di sumpal dengan benda yang ku tak tau namanya sehingga tak bisa berkedip. Dokternya bilang ibu lirik ke kiri ya...seperti itu terus jangan bergerak ya. Operasinya akan kita mulai bersama dokter trisna dan dokter yeni serta perawat iwel. 
Aku harap-harap cemas menghadapi ini.  Sekilas  Ku lihat dokter pegang pinset yang ujungnya runcing, menarik-narik sesuatu di mataku.  Sebelumnya mataku di guyur dengan cairan. Dan tiap sebentar di guyur cairan. Sepertinya dokternya sudah berpengalaman, mataku di kikis,dan seperti ada yang di tarik dari bola mataku. Diguyur lagi dan kulihat kapas yang me lap mataku berwarna merah..darahkah itu? Ngeri.. tapi ku coba menenangkan diri sembari memasrahkan semuanya pada Yang Maha Kuasa. Berkali-kali dokter menyuruhku untuk tidak menggerakkan kepala dan untuk tidak menggerakkan bola mata. Padahal ku rasakan kepalaku tak bergerak serta mataku pun tak melirik kemana-mana selain kekiri, tapi mungkin karena sakit  bercampur stes tak kusadari kepala bergerak.

Setelah cukup lama kurasa mataku di ubek-ubek...dan sesama dokter berkata, “selesai, mari kita jahit”... duh..diriku bergidik..mataku dijahit?? Seperti apakah rasanya??  Hanya aku dan Allahlah yang tau rasanya

Meski sudah di bius lokal tapi ku masih bisa merasakan jarum kecil bu dokter menusuk mataku, dan ku dengar bunyi guntingnya saat memotong benang jahit. Entah berapa jahitan ku tak tau dan tak mau tau... diriku  sendiri sibuk menahan rasa sakit dan menenangkan batinku sambil terus berzikir... InsyaAllah semua akan baik-baik saja.

Setelah selesai di jahit, mataku di guyur lagi dengan cairan, kemudian ku rasakan ada benda agak panas yang di tekankan ke mataku dan ada aroma seperti terbakar.  Berkali-kali lagi kurasakan mataku seperti di kikis kembali...dan di guyur lagi...perih lagi..
Daan..akhirnya dokterpun bilang selesai, Alhamdulillah, ku lihat am menunukkan pukul 11.00. Seluruh penutup wajah dan tubuhku serta ikatan tangankupun di buka, aku  kembali berganti pakaian... Alhamdulillah

Setelah selesai  operasi apakah semua akan kembali normal? Oo.. ternyata selama 3 hari mataku harus di tutup pakai kain kassa dan perban dan belum boleh kena air. Jadi kalau wudu’ Cuma basah wajah sebelah kanan, mandipun tanpa basah rambut dan kepala.hehe... Dan selama seminggu belum boleh kena angin... dinikmati saja

Ya Allah betapa berharganya nikmat sehat...

Minggu, 22 April 2018

Ayah tidak boleh merokok

Ini apa bunda... Tanya abang dan adek, saat menemukan sebuah benda yang baru pertama kali di lihatnya saat beberes barang mau pindahan 2 tahun yang lalu. Kok ada kayak gininya sambil memegang lekukan pada benda tersebut.  Oo...Itu namanya asbak rokok, jawab bunda. Untuk apa tu bunda?  Ya untuk tempat buang abu rokok nak. Oo... Ayah gak boleh merokok, kata adek, nanti ayah sakit kayak yang di bungkus rokok tu.

Semenjak usia adek 2.5 tahun, ayah tidak lagi merokok setidaknya dirumah dan dihadapan anak-anak. Jadi yang namanya asbak sudah disimpan jauh-jauh, dan asap rokokpun tak pernah ada lagi dirumah.

Awal mula ayah tak lagi merokok, karena waktu itu ayah di kejutkan dengan perilaku adek yang meniru ayah, dengan mengambil rokok ayah dan mengisapnya, sambil memperagakan ke ayah... Yah liat yah... Kt adek...gayanya persis gaya ayah lagi merokok.  Sejak saat itu ayah tak mau lagi merokok dihadapan anak-anak.


Anak-anak lebih mudah memahami gambar penyakit yang diakibatkan oleh rokok.  Waktu itu anak-anak melihat Poster berbagai penyakit yang diakibatkan oleh rokok di rumah sakit. Dan sesampainya dirumah langsung bilang ke ayah untuk tidak lagi merokok karna nanti mulut, paru-paru, dan jantung ayah bisa sakit, adek gak mau ayah sakit.  Ayahpun jadi  terharu, sambil berjanji untuk tidak lagi merokok.  Bundapun tersenyum, sambil berucap syukur, ayah tak lagi merokok.

Sampai sekarangpun kalau ayah pulang bau asap rokok, anak-anak akan ribut, kok ayah bau rokok?  Ayah gak boleh merokok,  kata anak-anak.

Ternyata ayah yang dekat dan peduli dengan kesehatan anak akan sanggup menekan keinginannya untuk merokok.


Pasadena Residence, 22 april 2018

#kiatberhentimerokok
#ceritaayah
#ibumenulis

Selasa, 17 April 2018

Ayahku juga

Tetiba bunda ngakak dengar percakapan adek,  nenek dan kakek pagi kemarin.
Nenek : kopi sia ko kek?
Kakek : kopi ayah faras
Adek : kek, kok ayah kakak terus bilangnya, ayah iq lah sekali sekali kek...

Haha... Iya juga ya dek...
Secara diminang  biasanya menantu atau sumando biasanya sering dipanggil dengan sebutan ayah atau bapak dari nama anak pertama...jadi anak kedua dan seterusnya jangan jeles ya... 😊

Pasadena,  17 april 2018

#ceritathoriq
#ayahkujuga
#ibumenulis

Minggu, 15 April 2018

Anak peniru yang ulung

Adek yang sudah mulai tumbuh tinggi, sehingga saat naik motor dengan bunda tidak bisa lagi duduk didepan, tapi kali ini si adek ngotot, dan bundapun mengizinkan dengan syarat harus nunduk. Tapi di perjalanan, adek menegakkan kepalanya dan bilang, lihat nda... Sambil memperagakan posisi tangannya, jari telunjuk dan jari tengah agak lurus, sedangkan ketiga jari lainnya melingkar. "Apa itu?"   Tanya bunda.
Tangan bunda kek gini kalo bawa motor, kata adek. 
Sejenak bunda terdiam dan berfikir, sebegitu detilnya adek meniru bunda...Dan teringat juga kala bunda sering terkaget melihat tingkahnya yang seakan melihat diri sendiri atau kok seperti ayah ya? 
Pertanyaan besarnya adalah... Contoh teladan apakah yang akan kita berikan pada anak? Anak adalah peniru yang ulung.  
Disaat kita menginginkan anak untuk berkata baik, sementara kita masih sering berkata keras bahkan kasar. 
Disaat kita menginginkan anak bangun subuh, sementara kita jam 7 masih molor. 
Disaat kita menginginkan anak untuk tidak ketagihan main hp, sementara kita tak bisa lepas dari hp... 
Disaat kita menginginkan anak jadi hafidz alquran sementara kita saja jarang baca alquran... Na'udzubillahi min zaalik
Dan mungkin masih banyak lagi apa yang kita inginkan dari anak sementara kita sendiri tidak memberikan teladan untuk itu. 
Anak mungkin keliru dalam memahami perkataan kita, tapi anak tidak pernah salah dalam mengcopy kita.
Semoga kita semua bisa jadi orang tua teladan yang akan mengantarkan anak-anak menuju peradabannya 

Pasadena, 15 april 2018 

#selfreminder 
#anakkuguruterbaikku
#anakpeniruyangulung
#ibumenulis
   
   

Senin, 09 April 2018

Bahagia adalah pilihan

Hidup itu penuh warna, kadang biru,  kadang merah, kadang Pink, kadang abu-abu kadang hitam.

Hidup itu bagaikan roda yang sedang berputar, kadang diatas, kadang dibawah.

Hidup itu penuh liku, kadang berbelok kadang kadang lurus, kadang menanjak, kadang menurun...

Hidup itu dari dulu ya seperti itu...
Tak pernah satu warna, tak pernah berhenti dan tak pernah selalu lurus.

Saat warnamu hitam... Jangan khawatir, ada cahaya didepan sana...  Teruslah melangkah

Saat rodamu ada dibawah, jangan risau, teruslah berputar...

Saat jalanmu berliku, kau hanya perlu, mengurangi kecepatan agar tak slip, saat jalanmu menanjak, teruslah berjalan, karena diatas sana akan ada cahaya yang indah berhentilah sejenak, tuk kembali mencari tanjakan baru dan menikmati cahaya yang lebih indah.  Saat jalanmu menurun, dengan diam dan tak bertenagapun kereta akan melaju, hanya perlu berhati-hati karna engkau akan sampai di titik terendah... Bersiaplah tuk bangkit,  jangan sampai kau terpuruk disana.

Hidup itu bagaikan anak panah, butuh mundur tuk bisa melesat jauh.

Hidup itu bagaikan pegas, butuh gaya tekan tuk bisa melompat lebih tinggi.

Tentukan hidupmu...
Bahagia adalah pilihan

Pasadena, 9 april 2018
#motivasidiri
#bahagiaitupilihan
#ibumenulis